Mantan Presiden BJ. Habibie merupakan
sesosok lelaki yang setia. Kesetiaan Bapak Habibie menjaga istrinya dan menjaga
cintanya telah terbukti dengan kesetiaannya menjaga Alm. Ibu Ainun Habibie
dengan sepenuh hati sampai mereka dipisahkan oleh Allah. Salah satu contoh kecil ungkapan cinta Habibie yaitu dengan sebuah surat untuk
istrinya tercinta :
Sebenarnya
ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.Karena, aku tahu bahwa semua yang ada
pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti,dan
kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah
kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri
seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah
mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong,
hilang isi.
Kau
tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau
gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan
panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama
kau ada, aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau
disini.
Mereka
mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa
kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal
memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga
aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti
ini.
Selamat
jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….
Presiden BJ. Habibie juga menuliskan kata-kata puitis di buku
yasin saat mengenang 1.000 hari wafatnya Ibu Hasri Ainun.
Tulisan yang terletak di lembaran bagian depan Surat Yasin itu berbunyi
sebagai berikut:
"Titipan Allah bibit cinta Ilahi pada
tiap insan kehidupan di mana pun.
Sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan dan
kehendak-Mu Allah.
Kami siram dengan kasih sayang, cinta,
iman, taqwa dan budaya Kami,
Yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi
sepanjang masa.
Allah, lindungi kami dari godaan, gangguan
mencemari cinta kami.
Perekat kami menyatu, manunggal jiwa, roh,
bathin dan nurani kami.
Di mana pun, dalam keadaan apa pun kami
tetap tak terpisahkan lagi.
Seribu hari, seribu tahun, seribu juta
tahun ........... sampai akhirat !”
Bacharuddin Jusuf Habibie
0 komentar:
Posting Komentar