Pada 10 April
1912 RMS Titanic bertolak dari Southampton, Inggris menuju New York, namun pada
pelayaran hari keempat kapal yang dibanggakan tak akan bisa tenggelam itu
menabrak gunung es dan tenggelam sebelum kapal penyelamat tiba. Sekitar 1.500
penumpang tenggelam bersama kapal megah itu.
Louise Patten,
seorang penulis dan cucu dari Charles Lightoller, pejabat nomor dua terpenting
di kapal Titanic saat itu, yang mengungkap kejadian sebenarnya. Ia mengatakan
kebenaran tentang apa yang terjadi hampir 100 tahun yang lalu telah
disembunyikan karena takut menodai reputasi kakeknya, yang juga seorang
pahlawan perang.
Lightoller,
adalah perwira paling senior yang selamat dari kejadian itu. Namun
ia menutupi
kesalahan saat penyelidikan tenggelamnya kapal. Karena ia khawatir jika
kecelakaan disebabkan kesalahan manusia, maka sang pemilik kapal akan bangkrut
dan rekan-rekannya pun keluar dari pekerjaan.
"Padahal
mereka dengan mudah bisa menghindari gunung es jika bukan karena perintah yang
blunder," kata Patten seperti dikutip Daily Telegraph. Tenggelamnya kapal
Titanic yang relatif cepat itu terjadi karena pimpinan mereka memaksa kapten
untuk terus berlayar usai menabrak gunung es. "Bukannya kemudi diarahkan
ke sebelah kiri gunung es, pemegang kemudi, Robert Hitchins, panik dan belok ke
arah yang salah."
Patten menulis
perubahan dari kapal layar tradisional menjadi kapal uap berarti ada dua sistem
kemudi yang berbeda. Sistem yang satu berarti memutar roda ke satu arah dan
sistem lainnya memutar ke arah yang berlawanan.
Setelah mereka
sadar telah keliru, Patten menambahkan, mereka hanya memiliki empat menit untuk
mengubah arah dan waktu. Perwira Pertama William Murdoch menyadari sang juru
mudi salah, kemudian mencoba memperbaiki itu namun terlambat.
Kakek Patten
pun ikut dalam rapat terakhir perwira kapal Titanic sebelum kapal itu
tenggelam. Di sanalah jelas semua kesalahan fatal yang telah terjadi. Namun
yang memperparah kondsii adalah, J. Bruce Ismay, pemilik White Star Line
membujuk kapten untuk terus berlayar.
Keputusan
inilah yang membuat kapal tenggelam berjam-jam lebih cepat daripada seharusnya.
"Padahal kalau Titanic diam saja, ia akan bertahan paling tidak sampai
kapal penyelamat datang dan tidak ada yang perlu mati," ungkap Patten.
Selama ini diketahui penyebab tenggelamnya kapal mewah itu akibat menabrak
gunung es yang merobek lambung kapal yang membuat kapal rusak parah.
Ada pendapat lain yang mengatakan selain faktor human error, ada
faktor lain yang menjadi penyebabnya, yaitu buruknya material baut yang menjadi
pengencang logam - logam pada tubuh Titanic. Dengan sebuah alat, baut tersebut
dipres dengan tekanan yang sama dengan tekanan yang diterima oleh Titanic saat
menabrak gunung es, hasilnya baut tersebut bengkok. Setelah diselidiki lebih
lanjut, ternyata material baut yang terpasang pada bagian bawah kapal terbuat
dari logam kualitas buruk, sehingga daya tahannya lebih rendah daripada baut -
baut yang terpasang pada bagian lain. Setelah diselidiki lagi, penyebab
digunakannya baut dengan logam kualitas buruk itu karena keterbatasan waktu. Karena
deadline yang semakin dekat,sedangkan kapal sendiri masih dalam tahap
pembuatan, maka dipilihlah baut kualitas no.2 yang notabene lebih banyak
tersedia dan lebih mudah didapat.
Ketika kapal Titanic menabrak gunung es, baut - baut yang terpasang pada bagian bawah kapal langsung terlepas karena menerima tekanan yang begitu besar, sehingga menimbulkan lubang besar. Titanic sendiri dirancang dengan sistem sekat, dimana jika terjadi kebocoran disalah satu sekat, maka sekat yang lain dapat ditutup untuk mencegah air semakin menggenang di bagian lain, namun karena besarnya lubang dan volume air yang masuk, Titanic tidak dapat bertahan dan akhirnya tenggelam.
Ketika kapal Titanic menabrak gunung es, baut - baut yang terpasang pada bagian bawah kapal langsung terlepas karena menerima tekanan yang begitu besar, sehingga menimbulkan lubang besar. Titanic sendiri dirancang dengan sistem sekat, dimana jika terjadi kebocoran disalah satu sekat, maka sekat yang lain dapat ditutup untuk mencegah air semakin menggenang di bagian lain, namun karena besarnya lubang dan volume air yang masuk, Titanic tidak dapat bertahan dan akhirnya tenggelam.
0 komentar:
Posting Komentar